Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Hidroponik, Pengertian, Sejarah dan Perkembangannya

Hidroponik atau sering disebut sebagai bercocok tanam cara modern sedang diminati banyak kalangan dewasa ini. Apa sebenarnya Hidroponik ini? Bagaimana sejarah dan perkembangannya hingga ia dianggap sebagai solusi untuk pertanian masa depan. Saya akan bahas secara singkat dalam postingan pertama di blog saya ini.

Pengertian Hidroponik secara umum

Secara bahasa hidroponik merupakan gabungan dari dua kata bahasa yunani hydro yang berarti air dan phonos yang berarti kerja. Gabungan kata ini diartikan sebagai kerja air atau daya yang diberikan oleh air.

Hidroponik kemudian dikenal sebagai soilless culture atau bercocok tanam tanpa tanah karena hanya memanfaatkan air sebagai media tanam utamanya.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) online kemendikbud, Hidroponik diartikan sebagai cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, biasanya dikerjakan dalam rumah kaca (green house) dengan menggunakan medium air yang berisi zat hara.

Sejarah Munculnya Hidroponik

Hidroponik atau Hydroponic dalam bahasa inggris pertama kali dipopulerkan oleh majalah sains terkemuka Science yang dipublikasikan tahun 1937. Artikelnya ditulis oleh W.F. Gericke, walaupun kemudian ia menjelaskan bahwa kata hydroponic ini disarankan oleh koleganya Dr. W.A. Setchell dari University of California, Amerika Serikat.

Dr. Gericke memulai penelitian bercocok tanam tanpa tanah sejak akhir 1920an. Penelitiannya menitik beratkan pada cara bertanam sekala besar tanpa tanah, melainkan pada wadah berisi larutan nutrisi untuk tanaman.

Awalnya Gericke ingin menamai teknik bercocok tanam dengan media air ini sebagai aquaculture, namun batal karena ternyata istilah ini lebih dulu digunakan untuk budaya organisme akuatik. Ia kemudian memilih istilah yang lebih dekat ke agrikultur yaitu geoponica. Dari sinilah muncul istilah hydroponic/hidroponik.

Pada awalnya ide Gericke ini disangsikan oleh banyak orang termasuk kolega-koleganya di kampus. Namun ia dapat membuktikan dengan menanam tomat hingga setinggi 25 kaki atau sekitar 7 meter lebih.

Dr W.F. Gericke dan istrinya disamping instalasi hidroponik tomat

Jika dirunut ke belakang, bercocok tanam selain di tanah sudah dipraktekan dan diteliti oleh banyak orang bahkan dari zaman dahulu. Sebut saja taman gantung Babylonia dan taman terapung Aztec dimana dasar-dasar hidroponik sudah digunakan.

Bercocok tanam hidroponik juga digunakan oleh tentara Amerika Serikat selama perang dingin di pasifik. Mereka menggunakan teknik ini untuk mempermudah produksi sayuran yang tidak memungkinkan dipasok langsung dari daratan Amerika.

Medio 1989 hingga 1995 hidroponik sudah semakin berkembang, ada sekitar 60.000 hektar rumah kaca menggunakan sistem hidroponik untuk memproduksi sayuran dan bunga di seantero Amerika dan Kanada. 

Bahkan hidroponik juga sudah diteliti secara intensif oleh NASA pada pesawat ruang angkasa. Tanaman hidroponik digunakan untuk menyeimbangkan oksigen dan karbondioksida di kompartemen ruang angkasa serta digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan para astronot.

Hidroponik juga diaplikasikan pada area-area yang ekstrim seperti gurun dan kutub serta area lain yang memerlukan pasokan makanan dari jenis sayur dan buah namun dengan mekanisme pengolahan air limbah.

Perkembangan hidroponik di Indonesia

Jejak-jejak sejarah perkembangan hidroponik di tanah air terekam dalam beberapa buku dan artikel di internet. Salah satunya tertuang dalam buku hidroponik tanpa atap yang merincikan perjalanan hidroponik indonesia.

Menurutnya, hidroponik mulai dikenal luas di indonesia pada tahun 1980an ketika Lin Hasim seorang praktisi pertanian dari cipanas yang memperkenalkan teknik hidroponik di singapura. Lim menggunakan teknik ini untuk menanam tanaman hias.

Beberapa tahun kemudian (1982), pengusaha nyentrik Bob Sadino mulai menggunakan teknik hidroponik sekala komersial untuk menumbuhkan sayuran pada lahan seluas 2,5 hektar di jakarta selatan yang sekarang bertransformasi menjadi PT. Kem Farms. Sayuran segar hasil hidroponik ini dipasarkan langsung pada waralabanya yang menyasar para ekspatriat. Tentu dengan kualitas dan harga yang relatif tinggi.

Usaha kebun sayuran Bob Sadino jadi bagian sejarah awal hidroponik Indonesia

Hidroponik semakin dikenal luas sejak tampil di acara pameran flora dan fauna di Lapangan monas tahun 1983. Inilah tonggak awal hidroponik mulai diminati masyarakat umum yang awam pertanian sekalipun.

Medio 1998 sampai 2003 hidroponik semakin terkenal. Perusahaan hidroponik sekala komersil pun bermunculan, seperti Momenta agrikultura dan PT Kebun Sayur Segar.

Pada tahun 2006 teknik hidroponik tanpa atap diperkenalkan melalui artikel yang membahas hidroponik tanpa green house di Australia. Kemudian coba dan dikembangkan di Indonesia oleh Kunto Herwibowo di Ciputat Tangerang. 

Hingga sekarang telah banyak teknik-teknik hidroponik diterapkan di Indonesia mulai dari sekala rumahan yang sederhana hingga perusahaan sekala komersil dengan peralatan yang lebih kompleks.

Sumber:
- J. Benton Jones Jr. Hydroponics A Practical Guide for the Soilless Grower. 2nd Edition. 
- https://www.urbanhidroponik.com/2016/04/sejarah-ringkas-hidroponik-indonesia-dan-dunia.html
- Kiki Rizkika. 2016. Hidroponik Tanpa Atap. Trubus Swadaya.
- Gambar 1: https://www.findagrave.com/memorial/132114553/william-f.-gericke
- Gambar 2: http://hotinfo8.blogspot.com/2010/01/bob-sadino.html

Post a Comment

0 Comments